Rabu, 19 November 2014

integrasi sosial


Integrasi Sosial
Dalam kemajemukan yang terdapat di Negara kita Republik Indonesia tercinta, integrasi sosial kerap kali dilupakan. Padahal integrasi merupakan salah satu, bahkan mungkin satu-satunya solusi, bagi masalah-masalah yang terjadi akibat kemajemukan tersebut.
Integrasi sosial termasuk ke dalam usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan perselisihan, serta mempersatukan perbedaan melalui proses-proses yang adil. Integrasi sosial lahir dari kesadaran kita akan pentingnya berbangsa yang baik.
Indonesia sebagai negara yang majemuk, memiliki landasan-landasan yang cukup kuat untuk menyelesaikan permasalahan. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia sebetulnya merupakan landasan idiil dan landasan konstitusional yang paling ideal. Namun sayang, kedua landasan idiil ini kini malah dipandang sebelah mata oleh hampir semua warga Negara Indonesia sebagai sarana integrasi yang utama.
Bukannya melandaskan integrasi sosial pada kedua materi ini, Pancasila dan Undang-Undang Dasar sepertinya hanya dianggap mimpi-mimpi masa lalu tentang penyelesaian masalah sang Negara merdeka baru (Indonesia pada masa itu).
Pelaksana Pancasila dan Undang-Undang pun justru, sepertinya lebih menitikberatkan segala permasalahan kemajemukkan ini pada hukum-hukum formal (diluar Pancasila dan Undang-Undang Dasar), yang notabene masih merupakan hukum turunan dari bangsa Belanda.
Bentuk hukuman tersebut diadaptasi sebagai imbas dari masa kolonialisme yang lalu, untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini dianggap kurang adaptif karena dibutuhkan pemahaman yang mendalam dari pelaksanaan integrasi ini.
Tetapi, apapun landasan hukumnya, seharusnya integrasi sosial harus tetap dilaksanakan. Setidaknya proses itu harus melalui penyadaran dari masing-masing warga negara. Sosialisasi mengenai integrasi sosial ini sebaiknya tidak hanya dilaksanakan pada ruang lingkup akademik, melainkan harus dilakukan juga dalam ruang lingkup umum. Dalam ruang-ruang masyarakat yang sama sekali awam, agar mereka memiliki kesadaran yang sama.
Mungkin inilah salah satu sebab mengapa integrasi tidak dapat direalisasikan secara sempurna karena proses sosialisasinya tidak menyeluruh. Tidak semua orang memiliki kesadaran yang sama tentang kemajemukan ini, akibatnya integrasi hanya dianggap sebagai sesuatu yang ringan. Integrasi sosial hanya serupa mimpi-mimpi idealisme para negarawan.
Mudah-mudahan pernyataan ini bukan merupakan gambaran dari keadaan nyata yang dimiliki bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mari kita membangun kesadaran bersama akan pentingnya persatuan. Dan mari agar mulai menyadari, bahwa perbedaan bukan merupakan sumber dari adanya perpecahan, melainkan merupakan sumber kekuatan dalam persatuan.

Apa Itu Integrasi Sosial?
Integrasi sosial ialah penyatuan atas unsur-unsur dalam masyarakat, termasuk di dalamnya keragaman latar belakang budaya, bahasa, pola pikir, agama, serta etnis, demi terciptanya kedamaian dan persatuan. Untuk melaksanakan proses-proses penyatuan ini, masyarakat harus memiliki kesadaran dan setidak-tidaknya kecintaan terhadap bangsanya. Hal itu dimaksudkan agar setiap orang mampu menumbuhkan rasa memiliki sebagai bangsa Indonesia.
Integrasi sosial seharusnya terus mengalami laju pertumbuhan seiring dengan berkembangnya unsur-unsur dan kepentingan masyarakat, seperti hal-hal berikut ini, kelompok sosial dengan homogenitasnya, heterogenitas kelompok-kelompok sosial dalam keberlangsungan bangsa.
Kemudian, terjadinya mobilitas secara geografis yang dilakukan oleh beberapa orang dalam ukuran yang cukup besar ke satu daerah berkembang (kota besar), efektivitas komunikasi, baik antarkelompok maupun intrakelompok masyarakat itu sendiri, yang dipengaruhi ukuran kelompok.
Yang mendukung terjadinya integrasi sosial adalah sikap toleransi antar kelompok yang berbeda, ekonomi wilayah yang konstan dan seimbang, sikap saling menghargai antar sesama anggota kelompok, adanya usaha persamaan dalam suatu kelompok, serta sikap para penguasa dan pemerintah yang terbuka kepada masyarakat.
Jadi, untuk menghimpun kesadaran tersebut, pemerintah, bahkan kita sendiri, harus mulai membina diri dan mengarahkan ke pemahaman bahwa persatuan dalam perbedaan merupakan hal yang sangat penting.
Emile Durkheim menyatakan bahwa konsensus atau kesepakatan tentang seperangkat nilai, merupakan hal-hal yang menjadi kekuatan untuk menghimpun sebuah integrasi sosial.
Kondisi-kondisi pencapaian konsensus tersebut berarti terciptanya masyarakat yang anggota-anggotanya dapat saling memahami satu sama lain. Hasil dari tercapainya konsensus tersebut, yakni rasa tentram yang merupakan salah satu pemicu integrasi.
Karel J. Veeger menyampaikan bahwa pengintegrasian adalah proses ketika individu-individu atau kelompok-kelompok melibatkan diri ke dalam masyarakat besar. Pada gilirannya, masyarakat besar menerima individu-individu dan kelompok-kelompok itu.
Oleh karena itu, yang dibutuhkan dari sebuah proses pengintegrasian adalah ketika kedua pihak atau lebih sama-sama memiliki kemampuan dan kerelaan untuk menerima nilai-nilai bersama yang telah disepakati untuk kepentingan integrasi tersebut. Dengan kata lain, dibutuhkan toleransi dari kelompok-kelompok yang ada dalam proses integrasi sosial tersebut.
Dalam usaha-usaha pengintegrasian kelompok-kelompok masyarakat, dibutuhkan keterpaduan antara motivasi, perasaan, serta beragam pemikiran dari masing-masing anggota kelompok. Jadi, sudah tentu dibutuhkan waktu yang tidak hanya sebentar untuk pencapaian keterpaduan ini.
Negotiated order ialah salah satu usaha yang dilakukan dalam pengintegrasian oleh orang dalam kelompok-kelompok sosial modern. Dalam masyarakat modern, terkadang proses integrasi tidak tertuntaskan secara sempurna karena sifat individualis para anggotanya seringkali lebih mengemuka dari pada sifat saling membutuhkan antaranggota kelompoknya. Jadi, negotiated order merupakan salah satu cara untuk pengintegrasian.
Negotiated order sendiri, berarti kesempatan-kesempatan yang merupakan suatu keadaan di mana kemungkinan-kemungkinan untuk bekerja sama antaranggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain berlangsung. Kesempatan baik ini dikembangkan sebagai siasat untuk menyenangkan satu sama lain, hingga kebaikan-kebaikan tersebut secara tidak langsung melahirkan sebuah kompromi.
Integrasi dalam Sistem Sosial
Sistem sosial ialah sebuah sistem yang terbentuk dalam masyarakat, terdiri dari sekumpulan hubungan timbal balik yang tidak selalu bersifat konstan. Dari sifat-sifat yang tidak selalu konstan itulah, maka sistem sosial kerap kali menjadi salah satu sumber ketimpangan.
Sistem sosial juga berisikan tentang kesepakatan-kesepakatan, serta unsur-unsur masyarakat yang saling berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, menurut Herbert Spencer, sistem sosial, seperti organisma dalam tubuh manusia yang saling ketergantungan.
Karena sifatnya seperti sebuah organisma, jika salah satu sistem sosial tidak berjalan secara sempurna, maka bagian lain dari sistem sosial tersebut akan pula berjalan tak sempurna. Unsur-unsur dalam sistem sosial adalah susunan dari kesepakatan-kesepakatan. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan masyarakat, maka seperti yang telah dijelaskan, bahwa kesepakatan bukan merupakan sesuatu yang dapat selalu konstan.
Ketika dalam keadaan tidak konstan inilah, kesepakatan-kesepakatan yang menjadi tidak sama akan menjadi sebuah permasalahan baru. Anggota masyarakat yang masih setia dengan sistem sosial yang ada, akan berselisih dengan anggota masyarakat yang telah berada di luar kesepakatan. Kira-kira permasalahan seperti itulah yang akan terjadi, jika dijelaskan secara sederhana.
Jangan lupa juga bahwa sistem sosial dipengaruhi pula oleh dinamika masyarakat yang ada di dalam budaya di mana sistem sosial itu berlangsung. Masyarakat sebagai sebuah sistem sosial merupakan bagian dari berbagai macam subsistem dengan fakta-fakta yang dimiliki, serta fenomena sosial yang ada. Kemudian, integrasi akan tercapai, jika ada proses-proses sosial terpadu yang menjadikan sistem sosial sebagai suatu sistem yang dinamis.
Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
Dalam penanganan sebuah konflik, integrasi merupakan jalan terakhir yang paling diinginkan sebagai sebuah penyelesaian. Karena integrasi diraih bukan karena keterpaksaan, melainkan karena kesadaran dari kesepakatan-kesepakatan yang dibangun dalam sebuah sistem.
Meski kesepakatan-kesepakatan yang diraih tidak selalu bersifat konstan, tapi dapat selalu diusahakan agar kesepakatan tersebut selalu menjadi hal yang utama dalam masyarakat. Jadi, kesepakatan tersebut harus dibuat senyaman mungkin untuk selalu berjalan mulus di masyarakat. Emile Durkheim mengemukakan bahwa integrasi terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Integrasi Tinggi
Integrasi tinggi ini lahir dari kelompok-kelompok yang memiliki ikatan kuat dan solidaritas yang tinggi dari setiap anggotanya. Kelompok yang memiliki tingkat integrasi yang tinggi tidak segan-segan untuk membela anggota kelompoknya yang sedang berada dalam masalah atau pun konflik. Bahkan tanpa memedulikan risiko yang akan menimpa kelompoknya di kemudian hari. Yang termasuk ke dalam kelompok dengan kategori ini, misalnya komunitas adat dan kelompok agama.
2. Integrasi Rendah
Integrasi yang rendah biasanya dilahirkan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai keterikatan yang lemah. Kelompok ini lebih sering disisipi oleh kepentingan yang bersifat individualis dan hanya akan dipersatukan oleh kasus-kasus mendesak yang sekiranya akan membutuhkan kuantitas suara yang maksimal.
Jadi, resiko yang terjadi pada anggotanya bukan merupakan urusan bersama. Yang termasuk ke dalam kelompok dengan kategori ini, misalnya organisasi pekerja atau organisasi pedagang.
Selain itu, sebagai masyarakat yang majemuk, maka kesadaran kita sebagai anggota masyarakat harus dibangun, bahwa sistem sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat dibangun untuk kepentingan bersama.
Jika ada salah satunya saja yang berlangsung kurang efektif, jangan jadikan hal tersebut menjadi sebuah hambatan yang dipertentangkan. Melainkan sebagai sebuah pemicu diskusi antar kelompok, sehingga dicapai kesepakatan yang baru.

Sekian sekelumit pemaparan tentang integrasi sosial, mudah-mudahan dapat mencerahkan pemikiran pembaca bahwa perbedaan harus dipersatukan.

terima kasih......

0 komentar: